PHK Sebagai Efek dari Pandemi dan Era Digitalisasi, Lalu Apa Solusinya?
Pembahasan
kali ini adalah salah satu hal sebagai akibat dari Covid19. Tidak dapat kita
pungkiri bahwa pandemi ini banyak membawa dampak buruk bagi masyarakat
khususnya Indonesia bahkan Dunia salah satunya dalam hal ketenagakerjaan.
Sebagai gambaran menurut Kamus Bahasa Indonesia, ketenagakerjaan adalah suatu
hal yang berkaitan dengan tenaga kerja. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun
2003, ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang ada kaitannya dengan tenaga
kerja baik sebelum, selama, dan sesudah kerja. Singkatnya, ketenagakerjaan
menyangkut tenaga kerja dan hal-hal didalamnya seperti kesempatan kerja, gaji,
kualitas kerja, hak pensiun, dan masih banyak lagi.
Masalah
ketenagakerjaan adalah suatu masalah yang kompleks dan perlu penanganan serius
baik oleh pemerintah dan kementrian terkait dalam hal ini kementrian
ketenagakerjaan dan juga pihak swasta terkait. Masalah yang banyak terjadi di
Indonesia saat ini adalah PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang semakin tinggi dari tahun ke tahun karena dampak digitalisasi
ditambah akibat dampak pandemi COVID19. Menurut KSBSI di tahun 2019 terdapat
kurang lebih 500 ribu Tenaga Kerja kehilangan pekerjaanya. Hal ini tentunya
perlu langkah antisipasi serius dari pemerintah. Sebenarnya digitalisasi secara
umum berdampak baik karena pekerjaan menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien.
Dari yang sebelumnya suatu pekerjaan memakan waktu yang lama menjadi singkat
dengan produksi yang meningkat pula tentunya menjadi suatu keuntungan bagi
perusahaan sendiri. Namun hal itulah yang menjadi mimpi buruk bagi pegawainya
karena banyak dilakukan PHK dengan alasan efisiensi karena karyawan mulai
digantikan mesin.
Sebenarnya
secanggih-cangggihnya mesin dapat melakukan pekerjaan pasti belum pernah ada
yang mencapai tingkat kesempurnaan 100%. Tetap perlu adanya manusia untuk
menganalisis dan berpikir kreatif untuk memecahkan masalah perusahaan. Nah yang
menjadi masalah adalah tidak semua pegawai atau karyawan memiliki kemampuan
tersebut sehingga tidak mampu bersaing dengan karyawan lain yang memiliki
kemampuan yang baik dan unggul sebagai SDM di perusahaan.
Oleh
karena itu solusi yang dapat ditawarkan adalah adanya upaya untuk meningkatkan
kemampuan Softskills yang dimiliki
seperti kemampuan problem solving,
analisis masalah, dan semangat mengembangkan inovasi dan inisiatif untuk
mengembangkan perusahaan melalui ide-ide dan solusi yang tepat guna serta yang
terpenting adalah memiliki lebih dari satu kemampuan sehingga tidak hanya bisa
menangani satu bidang tapi juga berbagai bidang kerja.
Solusi
kedua lebih kepada perusaahan yaitu membuat kebijakan kerja ditengah situasi
pandemi COVID-19 ini yaitu dengan pengurangan hari dan jam kerja tanpa harus
mengurangi jumlah pekerja. Dari pemerintah sendiri solusi yang dapat ditawarkan
yaitu dengan sosialisasi kerja bagi pekerja yang terdampak PHK agar memiliki
kemampuan kerja sehingga tetap dapat survive
berusaha meskipun tidak bekeja di perusahaan lagi. Bisa dilakukan dengan memberikan
bantuan untuk meningkatkan daya beli pelaku koperasi dan UMKM di Indonesia
sendiri.
Masalah
yang masih menjadi pekerjaan rumah Pemerintah dari tahun-ketahun adalah masih
banyaknya pengannguran dimana kesempatan kerja yang terbatas sedangkan pengangguran
banyak. Sebenarnya hal ini juga
dipicu oleh banyak penyebab antara lain jumlah angkatan kerja yang banyak
dimana penduduk di Indonesia banyak dan pastinya juga membutuhkan pekerjaan
untuk bisa hidup dan menafkahi keluarga, selanjutnya juga dipicu oleh kualitas
dari tenaga kerja yang rendah apalagi ditengah era globalisasi dan teknologi
yang semakin maju, dan mindset dari
masayarakat yang masih jawasentris
sehingga persebaran tenaga kerja yang tidak merata dan terlalu banyak di Jawa.
Solusi
yang dapat ditawarkan adalah dengan melakukan pelatihan padat karya dimana bagi
masyarakat yang berpendidikan rendah tetap memiliki kemampuan untuk berkerja
meskipun bukan disektor formal, memaksimalkan program Keluarga Berencana (KB)
sehingga jumlah pertumbuhan penduduk tidak melonjak tinggi dan kesempatan untuk
mendapat pendidikan dapat lebih besar karena tidak membutuhkan biaya yang besar
karena dua anak saja tidak lebih, membangun lapangan kerja diluar Jawa dengan
transportasi yang mudah sehingga banyak dilirik oleh masyarakat khususnya di
Jawa agar tertarik untuk bekerja di luar Jawa bisa juga dengan transmigrasi,
dan solusi selanjutnya adalah dengan berpikir kreatif untuk menciptakan
lapangan kerja sendiri (berwirausaha) sehingga meskipun menganggur ataupun terdampak
PHK tetap bisa survive tanpa
tergantung oleh Pemerintah.
Tentunya
masalah-masalah terkait ketenagakerjaan itu pasti akan muncul dari tahun
ketahun dan beragam bentuknya. Namun kembali lagi perlunya perhatian dari
Pemerintah, Kementrian Ketenagakerjaan, dan pihak terkait lainnya untuk dapat
bersinergi bersama dalam mengantisipasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
Tetapi juga perlu peran aktif dari kita warga Indonesia untuk senantiasa
mengembangkan potensi diri agar mampu survive
menjadi pribadi yang berkualitas ditengah situasi global yang terus berkembang
dan era yang semakin maju.
Dari
uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan ya teman-teman, bahwa jaman pasti
akan selalu berubah dan berkembang salah satunya teknologi. Era digitalisasi
jelas tidak dapat dihindari tapi harus didihadapi. Terus kembangkan kemampuan
diri agar mampu bersaing ditengah era distrupsi ini.
Sekian
tulisan yang bisa aku share, semua terus bisa menginspirasi teman-teman semua.
Sampai jumpa ditulisan selanjutnya! Stay Safe and God Bless!
Comments
Post a Comment